Selasa, 29 Maret 2016

KOREA SELATAN DAN WISATA EKSKURSI CHEONG GYE CHEON STREAM

KOREA SELATAN



Republik Korea (bahasa Korea: Daehan Minguk (Hangul: 대한민국; Hanja: 大韓民國); bahasa Inggris: Republic of Korea/ROK) atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan atau Korsel adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang (disebut "Laut Timur" oleh orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian tenggara. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國). oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn (남조선; 南朝鮮; "Chosŏn Selatan") di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul (서울).
Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa Paleolitik Awal. Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun. Setelah unifikasi Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea menjadi satu di bawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena dianeksasi oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.


Sejarah 
Korea dimulai dengan pembentukan Joseon (atau lebih sering disebut dengan Gojoseon untuk menhindari persamaan nama dengan Dinasti Joseon pada abad ke 14) pada 2333 SM oleh Dangun. Gojoseon berkembang hingga bagian utara Korea dan Manchuria. Setelah beberapa kali berperang dengan Dinasti Han Gojoseon mulai berdisintegrasi.


Peta Tiga Kerajaan Korea pada akhir abad ke-5.
Dinasti Buyeo, Okjeo, Dongye dan konfederasi Samhan menduduki Semenanjung Korea dan Manchuria Selatan. Goguryeo, Baekje, and Silla berkembang mengatur Tanjung Korea yang dikenal dengan Tiga Kerajaan Korea. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae. Hubungan antara Korea dan China berjalan dengan baik pada masa Dinasti Silla. Kerajaan ini runtuh akibat adanya kerusuhan dan konflik yang terjadi di dalam negeri pada abad ke 10, Kerajaan Silla jatuh dan menyerah kepada dinasti Goryeo pada tahun 935.

Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang hyun, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Tahun 993 sampai 1019 suku Khitan dari Dinasti Liao meyerbu Goryeo, tapi berhasil dipukul mundur. Kemudian pada tahun 1238, Goryeo kembali diserbu pasukan Mongol dan setelah mengalami perang hampir 30 tahun, dua pihak akhirnya melakukan perjanjian damai.

Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Admiral Yi Sun-shin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali menderita serangan dari (Dinasti Qing).

Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Pada tahun 1895, Maharani Myeongseong dibunuh oleh mata-mata Jepang. Pada tahun 1905, Jepang memaksa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang dan pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea. Perjuangan rakyat Korea terhadap penjajahan Jepang dimanifestasikan dalam Pergerakan 1 Maret dengan tanpa kekerasan. Pergerakan kemerdekaan Korea yang dilakukan Pemerintahan Provisional Republik Korea lebih banyak aktif di luar Korea seperti di Manchuria, Cina dan Siberia.

Dengan menyerahnya Jepang pada tahun 1945, PBB membuat rencana administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk: Korea demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Pada 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan yang dikenal dengan nama Perang Korea.
Kota istimewa/khusus
Pembagian administratif Korea Selatan.
  • Kota Istimewa/Khusus Seoul (Seoul Teukbyeolsi; 서울특별시; --特別市)
Kota metropolitan
  • Kota Metropolitan Busan (Busan Gwangyeoksi; 부산광역시; 釜山廣域市)
  • Kota Metropolitan Daegu (Daegu Gwangyeoksi; 대구광역시; 大邱廣域市)
  • Kota Metropolitan Incheon (Incheon Gwangyeoksi; 인천광역시; 仁川廣域市)
  • Kota Metropolitan Gwangju (Gwangju Gwangyeoksi; 광주광역시; 光州廣域市)
  • Kota Metropolitan Daejeon (Daejeon Gwangyeoksi; 대전광역시; 大田廣域市)
  • Kota Metropolitan Ulsan (Ulsan Gwangyeoksi; 울산광역시; 蔚山廣域市)
Provinsi
  • Provinsi Gyeonggi (Gyeonggi-do; 경기도; 京畿道)
  • Provinsi Gangwon (Gangwon-do; 강원도; 江原道)
  • Provinsi Chungcheong Utara (Chungcheongbuk-do; 충청북도; 忠淸北道)
  • Provinsi Chungcheong Selatan (Chungcheongnam-do; 충청남도; 忠淸南道)
  • Provinsi Jeolla Utara (Jeollabuk-do; 전라 북도; 全羅北道)
  • Provinsi Jeolla Selatan (Jeollanam-do; 전라 남도; 全羅南道)
  • Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do; 경상 북도; 尙北道)
  • Provinsi Gyeongsang Selatan (Gyeongsangnam-do; 경상 남도; 尙南道)
  • Provinsi Jeju (Jeju-do; 제주도; 濟州道)
Seoul City




Serba-serbi
Daerah Ibu Kota Nasional Seoul adalah wilayah metropolitan Seoul terletak di barat laut Korea Selatan. Disebut sebagai Sudogwon (Pengucapan Korea: [sudok͈wʌn]) dalam bahasa Korea, wilayah ini berisi tiga distrik administratif yang berbeda; Seoul, Incheon dan Gyeonggi-do.
Daerah Ibu Kota Nasional Seoul berpopulasi sekitar 25,6 juta jiwa (per 2012) dan mendapat peringkat sebagai wilayah metropolitan terbesar kedua di dunia. Daerah ini membentuk pusat budaya, komersial, keuangan, industri, dan perumahan di Korea Selatan. Kota terbesarnya adalah Seoul, dengan penduduk sekitar 10.490.000 jiwa, diikuti oleh Incheon, dengan 2,8 juta jiwa.
Sejarah 
Daerah Ibu Kota Nasional Seoul telah menjadi rumah bagi sebuah ibukota Korea selama sekitar 2.000 tahun. Lokasi pusat dan lanskap yang relatif lembut telah memberikan peran sentral dalam urusan negara.
Daerah Ibu Kota Nasional Seoul pertama yang akan dibangun di wilayah ini adalah bahwa dari Baekje, salah satu Tiga Kerajaan Korea. Daerah Ibu Kota Nasional Seoul pertama negara dibangun pada 19 SM dan diberi nama Wiryeseong. Hal ini diyakini telah dibangun di dekat batas antara Seoul dan Kota Gwangju. Namun, Baekje tidak mampu untuk menahan wilayah ini, dan menyerahkan lembah Sungai Han ke Goguryeo pada abad ke-5. Tanah itu kemudian diambil alih oleh Silla pada abad ke-6, di mana titik itu datang untuk memainkan peran penting dalam membantu Silla untuk membangun hubungan dengan Tiongkok.

Setelah jatuhnya Silla, Taejo dari Goryeo mendirikan ibukota kerajaannya di Kaesong, sekarang hanya utara Zona Demiliterisasi. Selama Invasi Mongol ke Korea pada abad ke-12, kursi pemerintah bergeser ke Pulau Ganghwa, hanya selatan ZDK di kota metropolitan Incheon, di mana serangan angkatan laut Mongol yang ditolak selama sekitar satu dekade sebelum raja secara sukarela menyerahkan diri untuk menghentikan pembantaian Mongol yang dilakukan di semenanjung, dalam rangka untuk memikat raja keluar.

Setelah jatuhnya Goryeo di 1394, ibukota pindah ke Seoul (kemudian disebut Hanseong atau Hanyang), tinggal di wilayah yang sama. Selama pemerintahan dinasti baru, sistem luas jalan, gedung administrasi, istana kerajaan, dan port yang baru dibangun, dengan cepat menarik kekayaan dari seluruh kerajaan. Selama periode Kekaisaran Korea, transportasi umum Hanseong yang ditingkatkan dengan pemasangan trem dan troli ditarik secara manual mirip dengan taksi. Sistem kereta kuda mirip dengan yang di Eropa juga didirikan.

Setelah aneksasi Jepang-Korea pada tahun 1910, berganti nama Hanseong Keijo (Gyeongseong) dan menjabat sebagai ibukota kolonial Korea. Setelah pembebasan Korea dari Jepang pada tahun 1945, bekas ibukota kolonial berganti nama menjadi Seoul dan menjadi ibukota Korea Selatan.

Dalam Perang Korea (1950-1953), Daerah Ibu Kota Nasional menjadi fokus pertempuran sehingga merusak bahwa sebagian dari Seoul dan daerah sekitarnya diberantas. Seoul secara khusus memukul keras, karena bertukar tangan empat kali selama perang.

Selama paruh kedua abad ke-20, Daerah Ibu Kota Nasional mulai cepat berkembang sebagai kekayaan ekonomi Korea Selatan mengalami ekspansi. Populasi diperluas empat kali lipat sejak Perang Korea. Pada tahun 2001, Bandar Udara Internasional Incheon yang baru mengambil alih semua penerbangan internasional ke Seoul.

Daerah Ibu Kota Nasional Seoul dibagi di antara kota khusus Seoul, kota metropolitan Incheon, dan provinsi Gyeonggi-do. Seoul memiliki 25 gu (bangsal pemerintah daerah), Incheon memiliki 8 gu dan 2 daerah, dan Gyeonggi-do memiliki 27 kota dan 4 daerah sebagai subdivisi.

Seoul 
 
Terdapat 25 distrik di Seoul.
  • Distrik Dobong (도봉구; 道峰區)
  • Distrik Dongdaemun (동대문구; 東大門區)
  • Distrik Dongjak (동작구; 銅雀區)
  • Distrik Eunpyeong (은평구; 恩平區)
  • Distrik Gangbuk (강북구; 江北區)
  • Distrik Gangdong (강동구; 江東區)
  • Distrik Gangnam (강남구; 江南區)
  • Distrik Gangseo (강서구; 江西區)
  • Distrik Geumcheon (금천구; 衿川區)
  • Distrik Guro (구로구; 九老區)
  • Distrik Gwanak (관악구; 冠岳區)
  • Distrik Gwangjin (광진구; 廣津區)
  • Distrik Jongno (종로구; 鍾路區)
  • Distrik Jung (중구; 中區)
  • Distrik Jungnang (중랑구; 中浪區)
  • Distrik Mapo (마포구; 麻浦區)
  • Distrik Nowon (노원구; 蘆原區)
  • Distrik Seocho (서초구; 瑞草區)
  • Distrik Seodaemun (서대문구; 西大門區)
  • Distrik Seongbuk (성북구; 城北區)
  • Distrik Seongdong (성동구; 城東區)
  • Distrik Songpa (송파구; 松坡區)
  • Distrik Yangcheon (양천구; 陽川區)
  • Distrik Yeongdeungpo (영등포구; 永登浦區)
  • Distrik Yongsan (용산구; 龍山區)
 Incheon

Terdapat 8 distrik dan 2 daerah di Incheon.
  • Distrik Bupyeong (부평구; 富平區)
  • Distrik Dong (동구; 東區)
  • Distrik Gyeyang (계양구; 桂陽區)
  • Distrik Jung (중구; 中區)
  • Distrik Nam (남구; 南區)
  • Distrik Namdong (남동구; 南洞區)
  • Distrik Seo (서구; 西區)
  • Distrik Yeonsu (연수구; 延壽區)
  • Daerah Ganghwa (강화군; 江華郡)
  • Daerah Ongjin (옹진군; 甕津郡)
Gyeonggi-do 
Daftar kota dan daerah di Gyeonggi} Terdapat 27 kota dan 4 daerah di Gyeonggi-do. Berikut adalah tujuh kota terbesar berisi beberapa distrik administratif, diurutkan berdasarkan ukuran populasi mereka :

Cheong Gye Cheon Stream
Aliran Cheonggyecheon  berawal dari wilayah lereng gunung Inwangsan dan Bugaksan bagian selatan dan dari bagian utara  Gunung Namsan menuju ke arah timur sepanjang 8,14 km melintasi Seoul dan bermuara di Sungai Hangang. Di masa lalu, Cheonggyecheon mempunyai arti penting bagi Seoul dalam aspek geografi, politik, sosial dan budaya. Pada masa dinasti Joseon, wilayah sebelah utara stream ini merupakan wilayah tempat tinggal bagi kaum bangsawan dan kantor pemerintahan dan wilayah sebelah selatan diperuntukkan bagi rakyat biasa dan para cendekiawan dengan status ekonomi kelas bawah. Kawasan di pinggiran Cheonggyecheon dijadikan tempat tinggal bagi rakyat biasa. Mereka membangun tempat tinggal di pinggiran sepanjang Cheonggyecheon hingga kelamaan menjadi permukiman dengan kepadatan tinggi. Aktifitas mandi, mencuci dan membuang sampah di Cheonggyecheon stream merupakan bagian dari kehidupan penduduk yang tinggal di sepanjang aliran ini. Selain itu terdapat beberapa jembatan yang dibangun melintasi Cheonggyecheon dan para pedagang biasanya beraktifitas di seputar jembatan-jembatan tersebut

Di masa itu, fungsi utama Cheonggyecheon  sebagai tempat pembuangan sampah dan kotoran yang akan dibawa mengalir menuju sungai Hangang. Permukiman yang padat dan kumuh ditambah Cheonggyecheon yang kotor, memerlukan penanganan terhadap kemungkinan adanya banjir. Hal biasa yang dilakukan adalah melakukan pengerukan sedimen di dasar Cheonggyecheon  dan ini dilakukan dalam masa cukup lama walau disadari bahwa penanganan seperti ini tidaklah cukup untuk menangani permasalahan yang ada. Sepanjang itu pula Cheonggyecheon tampil sebagai bagian kota yang kotor, kumuh dengan kualitas lingkungan yang sangat buruk. 

Hingga pada tahun 1978, pemerintah setempat membuat kebijakan yang dipandang sebagai solusi terbaik untuk permasalahan. Cheonggyecheon adalah "filling" yaitu membangun jembatn layang untuk permasalahan (Cheonggye Overpass) diatas Cheonggyecheon sehingga tidak tampak dari pandangan. selain itu kebijakan ini dipandang tepat untuk mengatasi penigkatan arus lalu lintas dan juga sebagai simbol modernisasi Korea. Selama 25 tahun sungai ini seolah menghilang dari bagian kehidupan kota Seoul, tertutup oleh dua lapisan jalan kokoh yang dibangun diatasnya, namun kenyataan air masih mengalir sepanjang jalur ini menuju Sungai Hangang walau tak terlihat.

Akhirnya muncul kesadaran pentingnya mengembalikan Cheonggyecheon sebagai bagian dari sejarah, kehidupan dan budaya Seoul. Tahun 2003, pemerintah setempat memulai Cheonggyecheon Restoration Project, suatu proyek yang bertujuan mengembalikan Cheonggyecheon sebagai bagian dari sejarah kehidupan dan budaya Seoul. Proyek ini juga bertujuan untuk mewujudkan Seoul sebagai kota ramah lingkungan dengan menselaraskan alam dan manusia, menciptakan keseimbangan pembangunan di wilayah utara dan selatan Hangang River dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas budaya dan ekonomi kehidupan masyarakat Seoul. Cheonggye overpass yang menutupi Cheonggyecheon stream dirubuhkan dan sepanjang aliran dibersihkan ditata dengan design yang menarik. Penyelesaian proyek ini memerlukan waktu dua tahun tiga bulan dimulai bulan Juli 2003 sampai bulan Oktober 2005.


Sebelumnya Sungai Chenggyecheon hanya sebuah sungai biasa yang diabaikan, tapi setelah tahun 2005, sungai ini mengalami perombakan dan seketika menjadi salah satu tempat yang paling ingin dikunjungi di Korea. Berlokasi di Taepyeong-ro 1-ga, Jung-gu, Seoul, sungai ini membentang dan dilewati oleh lebih dari dua puluh jembatan cantik. Dua yang paling terkenal di antaranya adalah Narae Bridge, merepresentasikan kupu-kupu terbang. Sedangkan Gwanggyo Bridge melambangkan keharmonisan antara masa lalu dan masa depan. The Rhythmic Wall Stream adalah dinding yang dilapisi dengan marmer halus dan patung yang menghiasi jembatan ini.

Sepanjang Cheonggyecheon stream terdapat 14 titik yang menarik : 
  • Cheonggye Plaza sebagai starting point Cheonggyecheon stream. 
  • Gwangtonggyo Bridge
  • Banchado-Painting of King Jeongjo’s Royal Procession
  • Supyogyo Site
  • Ongnyucheon Pond
  • Fashion Plaza
  • Ogansumun Site (Floodgate)
  • Cheonggyecheon Historical Laundry Site
  • Rhythm Wall Fountain
  • Wall of Hope
  • Tunnel Fountain
  • Jonchigyogak (remaining of the old Cheonggye overpass)
  • Cheonggyecheon Museum 
  • Willow Swamp. 
Bila ingin mengunjungi  Cheonggyecheon stream dengan menyusurinya butuh waktu cukup panjang bahkan bisa seharian karena siang.


Daftar Pustaka 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More